Listrik
statis adalah ketidakseimbangan muatan listrik dalam atau pada permukaan
benda. Muatan listrik tetap
ada sampai benda kehilangannya dengan cara sebuah arus listrikmelepaskan muatan listrik.atau dapat juga dikatakan
bahwa listrik statis adalah kumpulan muatan listrik dalam jumlah tertentu yang
tetap (statis), ketidakseimbangan muatan listrik di dalam atau permukaan benda.
Muatan listrik akan tetap ada sampai benda kehilangan dengan cara sebuah arus
listrik melepaskan muatan listrik. Disimpulkan dari
hal ini bahwa listrik statis berhubungan dengan gejala kelistrikan yang diam
alias tidak mengalir. Listrik statis tidak bisa mengalir dari satu tempat ke
tempat lain atau hanya bisa ada sekejap pada suatu tempat, berbeda dengan Listrik
Dinamis.
A.
Muatan
Listrik
Dalam ilmu fisika, listrik dibedakan
menjadi dua macam, yaitu listrik statis dan listrik dinamis. Listrik statis
mempelajari sifat kelistrikan suatu benda tanpa memperhatikan gerakan atau
aliran muatan listrik atau elektrostatika. Sebaliknya, jika memperhatikan
adanya muatan listrik yang bergerak atau mengalir, maka disebut listrik dinamis
atau elektrodinamika. Thales dari Milete (540–546 SM) adalah ahli pikir Yunani
purba, yang menurut sejarahnya bahwa gejala listrik statis terjadi pada batu
ambar yang digosok dengan bulu. Ternyata batu ambar tersebut dapat menarik
benda-benda ringan yang lain misalnya bulu ayam. Dalam bahasa Yunani batu ambar
sering disebut elektron.
Benda-benda yang telah digosok dan
dapat menarik benda kecil yang ada di sekitarnya ini disebut benda yang telah
bermuatan listrik. Jika sebatang plastik digosokan pada rambut kemudian plastik
tersebut dapat menarik kertas. Begitupula jika kaca digosok dengan bulu ayam.
Maka kejadian itu dapat dijelaskan :
1. Plastik
yang telah digosokkan pada rambut kering akan bermuatan listrik negatif.
2. Kaca yang
telah digosok dengan bulu akan bermuatan listrik positif.
3. Dua buah
benda yang bermuatan listrik sejenis akan tolak-menolak dan jika muatan
listriknya berbeda akan tarik-menarik.
Untuk menerangkan pengertian adanya
sifat kelistrikan pada suatu benda, perlu dipahami adanya konsep atom yang
dimunculkan oleh para ahli di antaranya, teori atom Dalton, Thompson,
Rutherford dan Bohr. Secara umum dapat dijelaskan bahwa :
1. Benda terdiri atas atom-atom sejenis.
2. Setiap atom terdiri atas sebuah inti yang dikelilingi oleh
satu atau lebih elektron.
3. Inti atom bermuatan positif, elektron bermuatan negatif.
4. Inti atom terdiri atas proton yang bermuatan positif dan
netron yang tidak bermuatan listrik.
Benda atau materi pada umumnya
mempunyai jumlah proton sama dengan jumlah elektron benda disebut dalam keadaan
netral. Jika keseimbangan antara jumlah proton dan jumlah elektron terusik
yaitu adanya pengurangan atau penambahan muatan elektron, maka benda tersebut
dikatakan bermuatan listrik. Benda akan bermuatan listrik positif bila
kekurangan elektron dan benda bermuatan negatif apabila kelebihan elektron.
B.
Perpindahan
Muatan Listrik
Jika dua benda saling digosokkan, maka
elektron dari benda yang satu akan pindah ke benda yang lain, sehingga benda
yang kehilangan elektron akan bermuatan positif dan benda yang menerima
pindahan electron akan bermuatan negatif.
Menurut Benjamin Franklin (1706–1790),
adanya perpindahan muatan dari benda satu ke benda yang lain merupakan
implikasi dari hukum kekekalan muatan, artinya pada saat terjadi gosokan antara
dua benda, tidak menciptakan muatan listrik baru namun prosesnya merupakan
perpindahan muatan dari satu benda ke benda yang lain.
Seorang ahli telah menyusun deret
benda-benda yang menunjukkan bahwa benda akan memperoleh muatan negatif bila
digosok dengan sembarang benda di atasnya, dan akan memperoleh muatan positif
bila digosok dengan benda di bawahnya. Deret semacam ini dinamakan deret
tribolistrik.
Tabel
18.1. Tabel Deret Tribolistik
No
|
Nama Benda
|
No
|
Nama Benda
|
1
|
Bulu Kelinci
|
8
|
Kayu
|
2
|
Gelas
|
9
|
Batu Ambar
|
3
|
Mika
|
10
|
Damar
|
4
|
Wol
|
11
|
Logam (Cu, NI, Ag)
|
5
|
Bulu Kucing
|
12
|
Belerang
|
6
|
Sutra
|
13
|
Logam (Pt, Au)
|
7
|
Kapas
|
14
|
Seluloid
|
C.
Hukum
Coulumb
Pada materi terdahulu telah kita
pelajari bahwa ada dua jenis muatan listrik, yaitu muatan positif dan muatan
negatif. Charles Augustin Coulomb (1736–1806) seorang ahli bangsa Perancis
telah mengukur tarikan dan tolakan listrik secara kuantitatif dengan suatu
percobaan menggunakan alat yang biasa disebut neraca puntir Coulomb.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh
Coulomb menunjukkan bahwa besar gaya
tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua benda yang bermuatan listrik
sebanding dengan muatan masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara kedua benda itu
Jika muatan benda pertama dinyatakan
dengan Q1 dan benda kedua Q2, jarak antara dua muatan
adalah r, maka besarnya gaya tolak-menolak atau tarik-menarik antara dua muatan
sejenis maupun tak sejenis, F, dapat ditulis sebagai berikut:
F = k Q1.Q2/r2
Keterangan : F = Gaya tolak menolak atau tarik menarik (Newton)
k = konstansta
9 ×109 Nm2/C2.
Q1,
Q2 = muatan listrik (Coulumb)
r = jarak
antara dua muatan (meter)
Untuk mengetahui lebih jauh tentang
Listrik Statis serta penghitungannya
AKU BISA LISTRIKSTATIS2AKU BISA LISTRIKSTATIS3
Komentar
Posting Komentar