Bahwa permainan tandaq grook ini dituturkan
oleh salah satu putra beliau yang saat ini masih tetap konsisten meneruskan apa
yang menjadi peninggalan berharga mamiq
Rahil dalam hal pelestarian nilai-nilai budaya dan kesenian Sasak, dikatakan
permainan tandaq grook ini telah berumur ratusan tahun ( kira-kira 500 tahun), dan
hingga kini masih dipelihara terutama di kalangan masyarakat Lenek hususnya. Ketika
ada penggalian nilai-nilai tradisional melalui permainan rakyat yang
dilaksanakan oleh perwakilan Jepang di Indonesia yang dilaksanakan di NTB,
diantara beberapa permainan rakyat NTB yang ditampilkan, maka permainan tandaq
grook inilah yang terpilih mewakili NTB untuk
berangkat ke jepang mengikuti pestival kesenian tradisional Jepang.
Dan hasilnya permainan tandaq
grook ini mendapat apresiatif dari pemerintah Jepang. nilai pesan dari permainan ini memiliki
nilai-nilai dasar yang sangat tinggi terutama dalam hal perwujudan dan sikap kebersamaan, kegotong royongan diantara
mereka akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat jika ada permasalahan di antara mereka pesan
ini sesuai dengan nama permainannya, yakni ” Tandak berarti tindak tanduk
atau prilaku, sedangkan Gerok berarti kebersamaan. Hal itu sebagai implementasi dari ajaran yang terkandung
dalam Sesenggak Sasak ”Maraq Pancing dait
Ampen, seperti pancing dengan tali pancing” (seperti mata pancing dengan
talinya). Ungkapan ini bermakna adanya suatu kerjasama yang erat dan kompak
dalam memecahkan berbagai permasalahan di dalam masyarakat.
Permainan ini jarang dimainkan
oleh anak-anak, kecuali untuk kepentingan-kepentingan tertentu, bukan saja oleh
anak-anak, tetapi juga oleh remaja. Dan
atau juga permainan ini dilakukan secara campuran, terutama untuk keahlian tim tembang
dan peniup seruling, ini tidak mudah bagi anak-anak, maka pasti dimainkan oleh
orang dewasa yang sudah biasa dan ahli untuk itu.
Nilai-nilai kebersamaan dan kegotong royongan, kekerabatan dan
persahabatan dalam kehidupan masyarakat sasak teraplikasi dalam 11 (sebelas)
saling, sebagai pengikat tali silaturrahim, yakni;
1. Saling Jot, saling memberi atau mengantarkan makanan
2.
Saling Pesilaq, saling undang untuk suatu hajatan keluarga
3.
Saling Pelangarin, yaitu saling layat jika ada kerabat sahabat yang
meninggal
4. Saling Ayoin, saling kunjung mengunjungi, tanpa ada di undang secara
resmi, sudah menjadi kebiasaan.
5. Saling ajinan/saling ilaqin, saling menghormati atau saling menghargai
di dalam persahabatan dan pergaulan.
6.
Saling jangok, saling menjenguk jika ada diantara kerabat mengalami
musibah.
7. Saling bait, saling ambil-ambilan dalam adat perkawinan, terutama dalam
perkawinan antar suku yang dianggap sekupu/ setara
8.
Saling wales, saling bales silaturrahmi, kunjungan atau semu budi
9. Saling tembung, saling tegur sapa jika bertemu atau
bertatap muka antara semeton
10. Saling saduq, saling percaya mempercayai dalam pergaulan
dan persahabatan
11. Saling Ilingan, peringet, saling mengingatkan satu sama
lain
Dalam kaitan dengan penataan
hidup di masyarakat sasak, maka nilai-nilai itulah yang dikatakan sebagai
nilai-nilai kearifan tradisional atau nilai-nilai kearifan lokal, yakni nilai
yang dimiliki dan menjadi sistem kehidupan masyarakat leluhur di masa lampau,
dan secara signifikant memberikan roh dan nilai-nilai baru di era kekinian,
yang semestinya dapat diaplikasikan dalam kehidupan kini dan mendatang secara teguq (kuat dan utuh), bender atau lomboq (lurus dan jujur), patut (bener), tuhu (sungguh-sungguh), dan trasna (penuh rasa kasih atau kasih
sayang), jadi sesungguhnya kearifan tradisional merupakan kearifan budaya lokal
yang semestinya diupayakan agar tetap
pungsional dalam kehidupan masyarakat dan salah satunya adalah melalui
upaya-upaya memelihara dan melestarikan” model-model
permainan tradisional” yang memiliki pesan-pesan untuk kepentingan
tersebut.
1.
Pelaksanaan Permainan Tandaq Grook
Sebelum Permainan,
anak-anak setelah berkumpul, dengan diarahkan oleh
salah seorang yang lebih dewasa, yang memahami banyak permasalahan kegidupan
kemasyarakatan, baik terkait dengan permasalahan anak-anak sendiri atau
permasalahan masyarakat secara umum. Dan akan lebih terhayati oleh anak-anak
jika permasalahan yang diangkat adalah ”permasalahan riil yang ada di kalangan
anak-anak”, artinya akan sangat lebih aplikatif dan mengena dengan diri anak-anak
sendiri, jika permasalahan yang di angkat dalam permainan adalah masalah-masalah
yang sesuai dengan kebutuhan para pemain.
Pelaksanaan
permainan, secara lengkap permainan tandaq grook ini ada tim
penembang dan peniup serulingnya, jika dimainkan oleh kelompok anak-anak, maka
harus bercampur dengan tim tembang dari
para orang dewasa, karena untuk tembang anak-anak agak kesulitan, kalau
meniup seruling diantara anak-anak ada yang berkemampuan. Karena itu Permainan
akan dimulai setelah semua kompenan dan pemeran telah berada ditempatnya
masing-masing, Beberapa komponen dalam permainan tandaq grook, yakni;
a. Ada tim penembang
dan peniup seruling yang berpungsi sebagai pengiring permainan,
suara tembang dan seruling terus menjadi suara latar yang mengikuti permainan.
b. Ada pemeteq dan
pemaras yang berada di tengah-tengah areal permainan, menjadi pusat yang akan
dituju oleh semua peserta yang terlibat dalam permainan, dimana mereka
berkumpul untuk melakukan beberapa aktivitas dalam suasana riang dan penuh
kebersamaan.
c.
Dan dibagian lain
ada sekelompok profesi, pekerja (pemain peran) yang berperan (sesuai dengan
masalah-masalah yang diangkat oleh para pemain), dan sesuai permainan di atas
ada yang berprofesi sebagai petani,
pemancing, pemikat burung, pemburu, penyorok, dan peramok.
Diawali dengan kedatangan para pekerja satu persatu
menuju pusat kegiatan (ketempat pemeteq dan pemaras), ditempat itu masing-masing
akan menampilkan kegiatannya
masing-masing sesuai profesi yang sedang diperankan.
2.
Peserta dan Peralatan Permainan.
Permainan ini dilaksanakan
secara be-ramai2, yang terdiri dari beberapa komponen dan unit profesi
atau bidang pekerjaan, seperti, dalam
kasus permainan tandaq grook kali ini, beberapa komponen dimaksud adalah;
a. Pemeteq dua orang penari
laki-laki yang berpungsi mengawali permainan, berada di pusat kegiatan, dimana
permainan akan berlangsung.
b. Pemaras. Seorang wanita
yang berperan sebagai penari, yang akan menemani setiap peserta permainan untuk
menari. Juga berada di pusat kegiatan permainan
c. Tim
penembang, tim ini terdiri dari beberapa orang, salah satu diantaranya bertindak
sebagai vokalis utama (penembang utama), anggauta lainnya mengikuti dalam suara
dan lagu yang berbeda, tetapi memiliki keterpaduan yang indah didengar. Salah
satu yang mendominasi suara adalah terdengar lapaz yang serempak dari vokalis tim
yang juga diikuti oleh pemain lainnya menyahut dengan kata AHHOoooo, AHHOoooo,
AHHOoooo yang bermakna “persetujuan”
syair tembang diambil dari daun lontar, yang berbahasa Jejawen. Tembang ini
mengiringi permainan tandak gerok tersebut.
d. Tim profesi/pekerja menjadi bagian utama dalam
permainan tandaq grok, mereka di gambarkan datang dari berbagai tempat menuju
pusat kegiatan dengan membawa peralatan kerjanya masing-masing; seperti yang
digambarkan untuk kasus permainan kali ini, yakni;
e. Peramoq (pencari kayu) dengan memanggul kandiknya (alat penebang kayu)
f. Pemancing, dengan membawa alat pancing
g. Penyorok. Pencari ikan dengan sorokan, biasanya dilakukan di kali-kali
kecil atau di muara kali
h. Petani, dengan memanggul cangkul
i. Pencari burung atau pemikat, dengan alat pikatan
j. Penyeran atau pemburu dengan alat pemburu
anjing
Mengingat nilai-nilai sosial kemasyarakat yang tersirat dalam permainan tersebut, maka sangat perlu untuk dilestarikan untuk meningkatkan perkembangan sikap mental positif generasi muda. Untuk mengetahui lebih jauh tentang permainan ini klik : ZAENUDDIN HUSAYN
Komentar
Posting Komentar