Manusia
dapat menangkap pesan dari lingkungannya karena adanya sistem saraf,
bahkan adanya kerjasama antar sel, jaringan, organ, sistem organ pada organisme
karena adanya sistem saraf yang mengatur. Oleh karena itu, kita sangat penting
mengenal dan memahami sistem saraf.
A. Sistem
Koordinasi
Dalam sistem koordinasi diperlukan tiga komponen
agar fungsi koordinasi dapat berlangsung, yaitu reseptor, konduktor, dan
efektor.
1. Reseptor
Reseptor adalah bagian tubuh yang berfungsi
sebagai penerima rangsangan. Bagian yang berfungsi sebagai penerima rangsangan
tersebut adalah indra.
2. Konduktor
Konduktor adalah bagian tubuh yang berfungsi
sebagai penghantar rangsangan. Bagian tersebut adalah sel-sel saraf (neuron)
yang membentuk sistem saraf. Sel-sel saraf ini ada yang berfungsi membawa
rangsangan ke pusat saraf ada juga yang membawa pesan dari pusat saraf.
3. Efektor
Efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi
rangsangan, yaitu otot dan kelenjar (baik kelenjar endokrin dan kelenjar
eksokrin). Keterkaitan ketiga komponen tersebut dapat kita buat skema sederhana
seperti berikut.
RANGSANGAN RESEPTOR NEURON PUSAT SARAF NEURON
EFEKTOR TANGGAPAN
Memperhatikan komponen yang terkait, maka antara
sistem saraf dan indra sangat erat kaitannya dalam sistem koordinasi.
B. Sistem Saraf
Sistem saraf sebagai sistem koordinasi, sistem
saraf mempunyai fungsi:
1.
Pengendalian kerja alat-alat tubuh agar bekerja
serasi.
2.
Alat komunikasi antara tubuh dengan lingkungan di
luar tubuh, yang dilakukan oleh ujung saraf pada indra, dan lingkungan dalam
tubuh.
3.
Pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut maka sistem
saraf tersusun oleh berbagai organ, jaringan dan juga komponen terkecil yaitu
sel.
1. Sel Saraf
Sistem saraf tersusun oleh komponen-komponen
terkecil yaitu sel-sel saraf atau neuron. Neuron inilah yang berperan dalam
menghantarkan impuls (rangsangan). Sebuah sel saraf terdiri tiga bagian utama
yaitu badan sel, dendrit dan neurit (akson).
2. Badan sel
Badan sel saraf mengandung inti sel dan
sitoplasma. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi sebagai
penyedia energi untuk membawa rangsangan.
3. Dendrit
Dendrit adalah serabut-serabut yang merupakan
penjuluran sitoplasma. Pada umumnya sebuah neuron mempunyai banyak dendrit dan
ukuran dendrit pendek. Dendrit berfungsi membawa rangsangan ke badan sel.
4. Neurit (akson)
Neurit atau akson adalah serabut-serabut yang
merupakan penjuluran sitoplasma yang panjang. Sebuah neuron memiliki satu
akson. Neurit berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel ke sel saraf
lain. Neurit dibungkus oleh selubung lemak yang disebut myelin yang terdiri
atas perluasan membran sel Schwann. Selubung ini berfungsi untuk isolator dan
pemberi makan sel saraf. Antara neuron satu dengan neuron satu dengan neuron
berikutnya tidak bersambungan secara langsung tetapi membentuk celah yang
sangat sempit. Celah antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron
lain tersebut dinamakan sinapsis
Pada bagian sinaps inilah suatu zat kimia yang
disebut neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk membawa impuls
dari ujung neurit suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya.
Berdasarkan bentuk dan fungsinya neuron dibedakan
menjadi tiga macam yaitu:
1.
Neuron sensorik
Neuron sensorik adalah neuron yang membawa impuls
dari reseptor (indra) ke pusat susunan saraf (otak dan sumsum tulang belakang).
2.
Neuron motorik
Neuron motorik adalah neuron yang membawa impuls
dari pusat susunan saraf ke efektor (otot dan kelenjar).
3.
Neuron konektor
Neuron konektor adalah neuron yang membawa impuls
dari neuron sensorik ke neuron motorik.
C. Jalan yang
Dilalui Impuls
Pada umumnya kita menggerakkan bagian badan
karena kemauan kita atau atas perintah otak. Menulis, membuka payung, mengambil
makanan atau berjalan merupakan contoh gerak yang kita sadari, sehingga gerak
semacam ini disebut gerak sadar. Pada gerak sadar ini, gerakan tubuh
dikoordinasi oleh otak. Rangsangan yang diterima oleh reseptor (indra)
disampaikan ke otak melalui neuron sensorik. Di otak rangsangan tadi diartikan
dan diputuskan apa yang akan dilakukan. Kemudian otak mengirimkan perintah ke
efektor melalui neuron motorik. Otot (efektor) bergerak melaksanakan perintah
otak. Secara ringkas lintasan/jalan gerak sadar tersebut dapat kita buat skema
sebagai berikut.
Rangsangan - neuron sensorik-otak-neuron motorik-gerak
Kadang-kadang bagian tubuh kita juga melakukan
suatu gerakan yang terjadinya secara tiba-tiba tanpa disadari. Misalnya saat
lutut kita diketuk/ dipukul pada bagian tendon. Akibatnya secara tidak sadar,
kaki kita akan menyentak. Gerakan yang dilakukan oleh kaki tersebut terjadi
secara tiba-tiba dan tidak diperintah oleh otak.
Gerak semacam ini disebut gerak refleks. Secara
ringkas lintasan gerak refleks dapat kita buat skema sebagai berikut.
Otak – neuron sensorik – sum-sum tulang belakang-neuron
motorik - gerak
Tapi kalian harus tahu bahwa jalannya impuls
gerak refleks ada dua macam yaitu lintasan refleks spinalis dan lintasan
refleks cranialis. Lintasan refleks spinalis yaitu lintasan gerak refleks yang
melalui sumsum tulang belakang. Contohnya gerakan mengangkat kaki secara tiba-tiba
saat lutut kita dipukul. Sedangkan lintasan cranialis yaitu bila lintasan gerak
refleks melalui otak, tetapi otak memberikan tanggapan secara langsung tanpa
kesadaran manusia. Contoh gerak refleks yang melalui lintasan cranialis adalah
gerak mengecilnya pupil mata apabila mata menerima cahaya yang terang.
D. Susunan Saraf
Manusia
Jutaan sel-sel saraf bergabung membentuk suatu
sistem yang dinamakan sistem saraf. Sistem saraf manusia terdiri dari susunan
saraf pusat dan susunan saraf tepi. Susunan saraf pusat terdiri atas otak dan
sumsum tulang belakang sedangkan susunan saraf tepi tersusun atas
serabut-serabut saraf yang menuju ke susunan saraf pusat dan dari susunan saraf
pusat ke seluruh tubuh.
E. Sistem Saraf
Pusat
Seluruh kegiatan tubuh manusia diatur oleh pusat
susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang belakang
1.
Otak
Otak terletak di rongga tengkorak dan dibungkus
oleh tiga lapis selaput kuat yang disebut meninges. Selaput paling luar disebut
duramater, paling dalam adalah piamater dan yang tengah disebut arachnoid. Di
antara ketiga selaput tersebut terdapat cairan serebrospinal yang berfungsi
untuk mengurangi benturan atau goncangan. Peradangan yang terjadi pada selaput
ini dinamakan meningitis. Penyebabnya bisa karena infeksi virus. Otak manusia
terbagi menjadi tiga bagian yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil
(cerebellum) dan batang otak.
a.
Otak besar (cerebrum)
Otak besar manusia terletak di dalam tulang
tengkorak. Otak besar memiliki permukaan yang berlipat-lipat dan terbagi atas
dua belahan. Belahan otak kiri melayani tubuh sebelah kanan dan belahan otak
kanan melayani tubuh sebelah kiri. Otak besar terdiri atas dua lapisan. Lapisan
luar berwarna kelabu disebut korteks, berisi badan-badan sel saraf. Lapisan
dalam berwarna putih berisi serabut-serabut saraf. Otak besar berfungsi sebagai
pusat kegiatan-kegiatan yang disadari seperti berpikir, mengingat, berbicara,
melihat, mendengar, dan bergerak.
b.
Otak kecil (cerebellum)
Otak kecil terletak di bawah otak besar bagian
belakang. Susunan otak kecil seperti otak besar. Terdiri atas belahan kanan dan
kiri serta terbagi menjadi dua lapis. Lapisan luar berwarna kelabu dan bagian
dalam berwarna putih. Belahan kanan dan kiri otak kecil dihubungkan oleh
jembatan Varol. Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan
mengkoordinasi kerja otot-otot ketika kita bergerak.
c.
Sumsum lanjutan
Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah batang
otak serta menghubungkan pons Varoli dengan sumsum tulang belakang. Sumsum
tulang belakang berfungsi sebagai:
1)
pusat pengendali pernapasan,
2)
menyempitkan pembuluh darah,
3)
mengatur denyut jantung,
4)
mengatur suhu tubuh.
2. Sumsum tulang
belakang (medulla spinalis)
Sumsum tulang belakang terdapat memanjang di
dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas
tulang pinggang kedua. Sumsum tulang belakang juga dibungkus oleh selaput
meninges. Bila diamati secara melintang, sumsum tulang belakang bagian luar
tampak berwarna putih (substansi alba) dan bagian dalam yang berbentuk seperti
kupu-kupu, berwarna kelabu (substansi grissea). Pada bagian yang berwarna putih
banyak mengandung akson (neurit) yang diselimuti myelin. Bagian ini untuk
menghantarkan impuls menuju otak dan dari otak menuju efektor. Bagian yang
berwarna kelabu mengandung serabut saraf yang tidak ada myelinnya. Bagian ini
dibedakan dua yaitu akar dorsal atau akarposterior dan akar ventral atau akar
anterior. Akar dorsal mengandung neuron sensorik dan akar ventral mengandung
neuron motorik.
Sumsum tulang belakang berfungsi untuk
a.
menghantarkan impuls dari dan ke otak,
b.
memberi kemungkinan jalan terpendek gerak
refleks.
F. Susunan Saraf
Tepi
Susunan saraf tepi tersusun atas serabu-tserabut
saraf dari dan ke pusat susunan saraf. Susunan saraf tepi berupa 12 pasang
serabut saraf dari otak dan 31 pasang serabut saraf dari sumsum tulang
belakang.
1.
Saraf otak (saraf cranial)
Saraf otak terdapat pada bagian kepala yang
keluar dari otak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak. Urat
saraf ini berjumlah 12 pasang, berhubungan erat dengan otot mata, telinga,
hidung, lidah dan kulit. Kedua belas pasang urat saraf otak tersebut secara
ringkas tercantum dalam tabel berikut
Tabel 13.1 Sifat dan Fungsi Saraf Otak
No
|
Saraf dan Fungsi
|
Nama Saraf
|
Sifat Saraf
|
1
|
Nervus olfactorius
|
Motorik dan sensorik
|
Hidung, sebagai alat penciuman
|
2
|
Nervus optikus
|
Motorik dan sensori
|
Bolamata, untuk penglihatan
|
3
|
Nervus okulomotoris
|
Motorik
|
Penggerak bola mata dan mengangkat kelopak mata
|
4
|
Nervus troklearis
|
Motorik
|
Mata, memutar mata dan
penggerak bola mata
|
5
|
Nervus trigeminus
|
Motorik dan sensori
|
|
- N. Oftalmikus
|
Motorik dan sensori
|
Kulit kepala dan kelopak mata atas
|
|
- N. Maksilaris
|
Sensorik
|
Rahang atas, palatum dan hidung
|
|
-
N.
Mandibularis
|
Motorik dan sensori
|
Rahang bawah dan lidah
|
|
6
|
Nervus abdusen
|
Motorik
|
Mata, penggoyang sisi mata
|
7
|
Nervus fasialis
|
Motorik dan sensori
|
Otot lidah, menggerakkan lidah dan selaput
lendir rongga mulut
|
8
|
Nervus auditorius
|
Sensorik
|
Telinga, rangsangan
pendengaran
|
9
|
Nervus gloso-faringeis
|
Sensorik dan motorik
|
Faring, tonsil dan lidah, rangsangan cita rasa
|
10
|
Nervus vagus
|
Sensorik dan motorik
|
Jantung, lambung, usus halus,laring
|
11
|
Nervus asesorius
|
Motorik
|
Leher, otot leher
|
12
|
Nervus hipoglosus
|
Motorik
|
Lidah, cita rasa, dan otot lidah
|
Dari kedua belas saraf otak tersebut dapat
dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu:
a.
saraf sensorik : saraf nomor 1, 2, 8
b.
saraf motorik : saraf nomor III, IV, VI, XI, XII
c.
saraf gabungan sensorik dan motorik : saraf nomor
V, VII, IX, dan X
Ada saraf yang memiliki jangkauan fungsi sangat
luas yaitu saraf nomor X (saraf vagus). Sehingga disebut saraf pengembara.
Sifat kerja saraf vagus seperti saraf parasimpatik.
2.
Saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal)
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang
yang keluar dari:
a.
Ruas-ruas tulang leher : 8 pasang
b.
Ruas-ruas tulang punggung : 12 pasang
c.
Ruas-ruas tulang pinggang : 5 pasang
d.
Ruas-ruas tulang kelangkang : 5 pasang
e.
Ruas-ruas tulang ekor : 1 pasang
Semua saraf sumsum tulang belakang bersifat
campuran artinya saraf ini untuk meneruskan impuls dari reseptor ke sistem
saraf pusat juga meneruskan impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot rangka
tubuh. Semua neuron sensorik masuk ke sumsum tulang belakang melalui akar
dorsal dan neuron motorik keluar dari sumsum tulang belakang melalui akar
ventral.
G. Sistem Saraf Tak
Sadar (Saraf Autonom)
Sistem saraf autonom merupakan bagian dari
susunan saraf tepi yang bekerjanya tidak dapat disadari dan bekerja secara
otomatis. Sistem saraf autonom mengendalikan kegiatan organ-organ dalam seperti
otot perut, pembuluh darah, jantung dan alat-alat reproduksi.
Menurut fungsinya, saraf autonom terdiri atas dua
macam yaitu:
1.
Sistem saraf simpatik
2.
Sistem saraf parasimpatik
Sistem saraf simpatik terdiri atas 25 pasang
ganglion yang berasal dari:
a.
Ruas tulang belakang : 3 pasang
b.
Ruas tulang punggung : 11 pasang
c.
Ruas tulang pinggang : 4 pasang
d.
Ruas tulang kelangkang : 4 pasang
e.
Ruas tulang ekor : 3 pasang
Dari ganglion-ganglion tersebut keluar serabut
saraf yang mengendalikan kerja organ seperti jantung, pembuluh darah, kelenjar
keringat dan semua alat dalam. Serabut saraf dari sistem saraf parasimpatik
juga menuju organ-organ yang dikendalikan oleh saraf simpatik. Sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik bekerja secara antagonis (berlawanan)
dalam mengendalikan kerja suatu organ. Organ atau kelenjar yang dikendalikan
oleh sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik disebut sistem
pengendalian ganda. Apabila suatu organ menjadi aktif karena rangsangan saraf
simpatik, maka di lain pihak akan dilambatkan atau dihentikan oleh saraf
parasimpatik.
H. Sistem Indra
Di bagian awal pokok bahasan ini sudah disinggung
bahwa indra berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi
sebagai penerima rangsangan. Ada lima macam indra yang berfungsi sebagai
penerima rangsangan yaitu:
1.
Mata, sebagai penerima rangsang cahaya
(fotoreseptor).
2.
Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi
(fonoreseptor) dan tempat beradanya indra keseimbangan (statoreseptor).
3.
Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas
(kemoreseptor).
4.
Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang
terlarut (kemoreseptor).
5.
Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor)
dan suhu (temperatur).
Tiap indra akan berfungsi dengan sempurna
apabila:
1.
Indra tersebut secara anatomi tidak ada kelainan.
2.
Bagian untuk penerima rangsang bekerja dengan
baik.
3.
Saraf-saraf yang membawa rangsang dari dan ke
otak bekerja baik.
4.
Pusat pengolahan rangsang di otak bekerja baik.
Bila salah satu dari bagian tersebut rusak atau
terganggu, maka hubungan dengan dunia luar akan terganggu juga.
1. Mata
Mata berfungsi untuk menerima rangsang berupa
cahaya, karena di dalamnya terdapat reseptor penerima cahaya yang disebut
fotoreseptor. Mata terletak di dalam rongga mata yang dilindungi oleh
tulang-tulang tengkorak. Selain itu mata juga dilindungi oleh:
a.
Kelopak mata, berupa kulit tipis yang berfungsi
untuk melindungi mata dari debu atau sentuhan benda.
b.
Bulu mata, untuk melindungi mata dari cahaya yang
terlalu menyilaukan.
c.
Alis, untuk melindungi mata dari aliran keringat
dan air hujan.
d. Air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata,
untuk menjaga kelembapan mata dan membersihkan mata dari debu dan bakteri.
Mata manusia berbentuk agak bulat dengan garis
tengah kurang lebih 2,5 sentimeter. Mata tersebut terdiri atas tiga lapisan
jaringan yaitu:
a.
Lapisan sklera atau selaput putih
Lapisan sklera atau selaput putih merupakan
lapisan paling luar, sangat kuat. Lapisan ini berwarna putih sehingga sering
disebut lapisan putih mata. Di bagian depan lapisan ini membentuk kornea yang
bening, untuk menerima cahaya masuk ke dalam mata. Kornea ini selalu basah oleh
air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata.
b.
Lapisan koroid atau selaput hitam
Lapisan koroid atau selaput hitam merupakan
lapisan di bawah sklera dan lapisan tengah bola mata. Bagian ini banyak
mengandung melanin dan pembuluh darah. Berfungsi untuk menghentikan refleksi
cahaya yang menyimpang di dalam mata.
Di bagian depan mata, koroid membentuk iris. Iris
ini mengandung pigmen hitam, biru, hijau atau coklat, sehingga dapat sebagai
penentu warna mata. Di bagian tengah iris terdapat pupil yang merupakan celah
(bukaan), untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk mata.
Di belakang iris terdapat lensa mata berbentuk
cembung di kedua sisi yang diikat oleh ligamen suspensori. Mencembung atau
memipihnya lensa menyebabkan mata berakomodasi. Lihat Gambar 15.9 yang
memperlihatkan perubahan lensa mata.
c.
Retina atau selaput pelangi
Retina adalah lapisan mata paling dalam. Pada
lapisan ini terdapat bagian yang paling peka terhadap cahaya yaitu bintik
kuning (fovea). Selain itu pada retina juga terdapat bintik buta, yaitu tempat
keluarnya saraf mata. Pada retina tersusun kurang lebih 125 juta sel-sel batang
(sel basilus) yang mampu menerima rangsang cahaya tidak berwarna dan untuk
melihat pada keadaan cahaya redup. Selain sel batang, pada retina juga terdapat
kurang lebih 7 juta sel kerucut (sel konus) yang berfungsi menerima rangsang
cahaya kuat dan berwarna. Sel kerucut lebih banyak terdapat pada bagian bintik
kuning (fovea centralis). Jadi bila ingin melihat suatu benda dengan jelas,
maka bayangan harus jatuh di bagian ini.
Di retina daerah yang tidak sama sekali
mengandung sel batang ataupun sel kerucut. Bagian ini disebut bintik buta. Bila
cahaya jatuh di daerah ini, kita tidak bisa melihat apa-apa. Suatu benda dapat dilihat oleh mata, bila benda tersebut memantulkan
cahaya. Cahaya yang dipantulkan oleh benda masuk ke mata melalui kornea dan
diteruskan ke lensa melalui pupil. Oleh lensa, cahaya tersebut dibiaskan dan
difokuskan di retina sehingga membentuk bayangan kecil dan terbalik pada
retina. Tetapi oleh otak bayangan tersebut diartikan seperti gambar yang kita
lihat.
Proses melihat dapat dijelaskan sebagai berikut.
Cahaya
dipantulkan oleh benda - ditangkap
oleh kornea - melewati pupil lensa - aqueos
humor retina - bayangan - otak
kesan
melihat
Bayangan benda yang jatuh pada bintik buta tidak akan terlihat.

Bayangan benda yang jatuh pada bintik buta tidak akan terlihat.
2. Telinga
Telinga merupakan tempat beradanya indra
pendengaran dan keseimbangan. Telinga manusia terdiri atas tiga bagian yaitu
telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
a.
Telinga luar
Telinga luar terdiri atas:
1)
Daun telinga, berfungsi untuk menampung atau
mengumpulkan gelombang bunyi.
2)
Liang telinga (saluran auditori), berfungsi untuk
menyalurkan gelombang bunyi ke selaput gendang telinga. Liang telinga
panjangnya kurang lebih 2,5 sentimeter. Di sepanjang dinding liang telinga
terdapat rambut halus, kelenjar minyak dan kelenjar keringat, yang berfungsi
menghalangi debu dan air yang masuk.
3)
Selaput gendang telinga (membran tymphani), yang
membatasi telinga luar dan telinga tengah. Berfungsi untuk menangkap getaran.
b.
Telinga tengah
Telinga bagian tengah terdiri atas:
1)
Tulang-tulang pendengaran (osikel), yaitu berupa
tiga tulang kecil yang bersambung dari selaput gendang telinga menuju telinga
dalam. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (malleus), yang letaknya
paling luar berhubungan dengan selaput gendang telinga. Berikutnya adalah
tulang landasan (inkus) yang menghubungkan martil dan sanggurdi. Tulang paling
dalam adalah tulang sanggurdi (stapes), yang melekat dengan saluran rumah siput
pada tingkap jorong.
2)
Saluran Eustachius, yaitu saluran sempit yang
menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang tenggorokan. Saluran ini
terbuka saat kita mengunyah, menguap, bersin atau membuka mulut. Fungsi saluran
ini adalah untuk memasukkan udara ke rongga telinga tengah sehingga tekanan
udara di kedua gendang telinga sama dengan udara di luar tubuh.
c.
Telinga dalam
Telinga bagian dalam terdiri atas:
1)
Tingkap jorong dan tingkap bulat, merupakan
membran yang terdapat pada pangkal saluran rumah siput (kokhlea). Tingkap
jorong merupakan membran berbentuk oval yang berhubungan dengan tulang
sanggurdi. Sedangkan tingkap bundar merupakan membran berbentuk bundar/ bulat.
Tingkap berfungsi untuk menyalurkan getaran ke telinga dalam dan tingkap bulat
sebagai penyeimbang getaran.
2)
Saluran rumah siput (kokhlea), yaitu saluran berbentuk
spiral menyerupai rumah siput. Di dalam kokhlea ( di bagian tengah) terdapat
organ corti, yang berisi ribuan "sel rambut" yang peka terhadap
getaran. Impuls yang timbul di dalam sel rambut tersebut diteruskan oleh saraf
auditori ke otak.
3)
Tiga saluran setengah lingkaran (kanalis semi
sirkularis), yaitu tiga buah saluran setengah lingkaran yang satu dengan yang
lain membentuk sudut 900. Pada ujung setiap saluran terdapat
penebalan (menggelembung) yang disebut ampulla dan bergabung dengan utrikulus
dan sakulus.
Kita dapat mendengar suatu bunyi pada dasarnya
dengan urutan sebagai berikut
1)
Gelombang bunyi diterima daun telinga.
2)
Gelombang bunyi disalurkan masuk oleh liang
telinga.
3)
Gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga.
4)
Getaran tersebut diteruskan oleh tulang-tulang.
pendengaran (osikel).
5)
Getaran diteruskan ke tingkat jorong dan
menggetarkan cairan limfe di dalam kokhlea.
6)
Getaran cairan limfe di dalam kokhlea
menggerakkan sel reseptor organ korti, yang menghasilkan impuls untuk
dihantarkan oleh saraf pendengar ke otak untuk diartikan.
7)
Getaran cairan limfe juga menggerakkan tingkap
bulat bergerak keluar masuk untuk mengatur tekanan udara di dalam agar seimbang
dengan tekanan di luar.
Bunyi yang didengar manusia adalan bila bunyi tersebut mempunyai frekuensi 20 - 20 000 getaran/detik (Hz).
Selain sebagai indra pendengaran, telinga juga
sebagai indra keseimbangan. Fungsi keseimbangan ini terdapat pada telinga dalam
yang dilaksanakan oleh tiga saluran setengah lingkaran utrikulus dan sakulus.
Dengan adanya tiga organ tersebut maka telinga bagian dalam dapat mendeteksi:
1)
Posisi tubuh yang berhubungan dengan gravitasi
(keseimbangan statis) yang dilakukan oleh utrikulus dan sakulus.
2)
Gerakan tubuh (keseimbangan dinamis) yang
dilakukan oleh tiga saluran setengah lingkaran.
Pada ujung setiap saluran setengah lingkaran
terdapat struktur yang disebut ampulla. Di dalamnya terdapat reseptor
menyerupai rambut yang berhubungan dengan serabut saraf otak. Sel-sel yang
menyerupai rambut tersebut menghadap ke bagian yang berbentuk jeli. Dengan
adanya gerakan tubuh (kepala), maka cairan yang ada di dalam saluran setengah
lingkaran bergerak dan merangsang sel reseptor seperti rambut tersebut. Oleh
sel reseptor gerakan tersebut diubah menjadi impuls dan diteruskan ke otak dan
otak memerintah otot menjaga keseimbangan tubuh. Sedangkan di utrikulus dan
sakulus terdapat batu kecil yang disebut otolith. Batu tersebut merangsang
dengan cara menekan sel reseptor serta bereaksi terhadap gravitasi. Otak akan
dapat menentukan posisi kepala dari gerakannya.
3. Hidung
Hidung manusia merupakan organ tempat beradanya
reseptor pembau (khemoreseptor). Maka dengan organ ini kita dapat mengetahui
berbagai macam bau. Bahkan hanya dengan mambau saja kita dapat mengetahui nama
benda tanpa harus melihatnya. Sel-sel reseptor yang berfungsi untuk menerima
rangsangan zat kimia berupa uap terletak di rongga hidung bagian atas (lihat
Gambar 3.16). Daerah ini memiliki
ukuran sekitar 250 mm2. Sel-sel reseptor ini mempunyai rambut-rambut halus
(silia) di ujungnya dan diliputi selaput lendir yang berfungsi sebagai
pelembap. Dari sel-sel reseptor ini rangsang dibawa oleh serabut saraf menuju
pusat pembau di otak.
Kita dapat membau suatu zat karena zat yang
berupa uap tersebut masuk ke rongga hidung sewaktu kita menarik napas. Zat
tersebut akan dilarutkan pada selaput lendir dan merangsang sel-sel reseptor,
kemudian dibawa oleh saraf pembau ke otak sehingga kita dapat mengetahui bau
tersebut.
Proses membau dapat dijelaskan sebagai berikut.
4. Lidah
Lidah merupakan tempat beradanya indra pengecap
(khemoreseptor). Zat yang dapat dikecap adalah zat-zat kimia berupa larutan.
Pada saat kita mengecap makanan, rasa yang timbul sebenarnya adalah perpaduan
antara rasa dan bau. Oleh karena itu indra pengecap erat kaitannya dengan indra
pembau Lidah terbentuk oleh jaringan otot yang ditutupi oleh selaput lendir
yang selalu basah dan berwarna merah jambu. Di dalam mulut, permukaan lidah
terasa halus dan licin. Coba kalian perhatikan lidah kalian di cermin, maka
akan tampak tonjolan-tonjolan kecil di permukaan lidah. Tonjolan kecil itu
disebut papila. Ada tiga jenis papila yang ada di permukaan lidah yaitu:
a.
Papila sirkumvalata, yang berbentuk cincin.
Papila ini terdapat di pangkal lidah, berjajar membentuk huruf V.
b.
Papila fungiformis, yang berbentuk seperti jamur.
Papila ini menyebar di permukaan ujung dan sisi lidah.
c.
Papila filiformis, yang berbentuk seperti rambut.
Papila ini merupakan papila terbanyak. Papila ini lebih banyak berfungsi
sebagai perasa sentuhan daripada pengecap.
Pada papila-papila inilah terdapat kuncup
pengecap yang merupakan kumpulan ujung-ujung saraf pengecap dan oleh
serabut-serabut saraf dihubungkan dengan otak. Suatu zat dapat dirasakan oleh
lidah bila zat tersebut berupa larutan. Larutan tersebut kemudian memenuhi
parit-parit di sekitar papila-papila. Karena pada papila tersebut terdapat
kuncup-kuncup pengecap, maka zat yang mengisi parit tersebut merangsang kuncup
pengecap. Rangsangan ini diteruskan oleh serabut saraf menuju ke otak untuk
diartikan.
Kuncup-kuncup pengecap dapat membedakan empat
rasa pokok yaitu asam, pahit, manis dan asin. Namun terkadang kita juga dapat
merasakan lebih dari empat rasa tersebut. Hal ini terjadi karena melibatkan
faktor-faktor lain yaitu:
a.
Kombinasi keempat rasa utama tersebut
menghasilkan rasa baru.
Keempat rasa tersebut di atas, dirasakan oleh
kuncup-kuncup pengecap yang berbeda dan kuncup-kuncup tersebut berkumpul pada
bagian tertentu di permukaan lidah. Namun tiap orang mempunyai variasi keluasan
daerah penyebaran rasa tersebut.
Untuk mengetahui bagian-bagian mana dari lidah
yang peka terhadap rasa manis, asin, pahit dan asam,
5. Kulit
Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga
berfungsi sebagai indra perasa dan peraba. Reseptor-reseptor yang terdapat pada
kulit adalah:
a.
Korpus meissner, yang terletak di dekat permukaan
kulit. Berfungsi untuk menerima rangsang sentuhan/ rabaan. Reseptor ini
tersebar tidak merata di permukaan kulit. Ujung jari memiliki paling banyak
reseptor peraba.
b.
Korpus pacini, yang berfungsi menerima rangsang
tekanan. Letaknya di bawah lapisan dermis.
c.
Korpus ruffini, berfungsi untuk menerima rangsang
panas. Letaknya di lapisan dermis.
d.
Korpus krause, befungsi untuk menerima rangsang
dingin. Letaknya di lapisan dermis.
e.
Ujung saraf tanpa selaput, yang peka terhadap
rasa sakit/ nyeri. Letaknya di lapisan epidermis.
Saraf ini sangat penting untuk keselamatan tubuh.
Jika terjadi sesuatu yang tidak menguntungkan, saraf ini cepat bereaksi, antara
lain dengan adanya gerak refleks.
I.
Kelainan dan Penyakit pada Sistem Indra
Beberapa kelainan atau penyakit pada alat indra
yang biasa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1.
Miopi (Rabun Jauh)
Miopi yaitu kelainan pada mata dimana bayangan
yang dibentuk oleh lensa jatuh di depan retina. Kelainan ini terjadi karena
lensa mata terlalu cembung atau garis tengah mata panjang. Kelainan ini dapat
ditolong dengan menggunakan lensa negatif.
2.
Hypermetropi (Rabun Dekat)
Hypermetropi yaitu kelainan mata dimana bayangan
yang dibentuk oleh lensa jatuh di belakang retina. Kelainan ini terjadi karena
lensa mata terlalu pipih atau garis tengah mata pendek. Kelainan ini dapat
ditolong dengan menggunakan lensa positif.
3.
Presbiopi
Presbiopi yaitu kelainan pada mata karena tidak
elastisnya lensa mata untuk berakomodasi. Penderita kelainan ini biasanya
menggunakan lensa ganda yaitu lensa positif dan lensa negatif.
4.
Rabun Senja
Kelainan pada mata karena defisiensi vitamin A.
Akibatnya penderita kesulitan melihat benda saat terjadi perubahan dari terang
ke gelap atau saat senja.
5.
Katarak
Katarak yaitu mengeruhnya lensa mata, yang dapat
disebabkan oleh kekurangan vitamin B atau juga faktor usia.
Untuk
mengetahui lebih jauh tentang Sistem Saraf pada Manusia. Silahkan download
sesuai petunjuk
1.
Materi, Soal
dan Pembahasannya.
Klik : SARAFMANUSIA
2.
Materi
pendukung lainnya.
Klik : SARAFMANUSIA2
3. Latihan Ujian ONLINE Klik
:
Komentar
Posting Komentar